Langsung ke konten utama

cerpen unik


Melody Cinta Sahara
            Memandang gurun Sahara membuat tersayat hatiku, mengingat cerita di masa laluku. Cerita cintaku dengan kekasihku Sahara. Sahara Nilam Allaya, nama lengkap gadis itu, gadis mungil nan manis pujaan semua orang. Tak pelik dan tak heran. memang, Sahara perparas menawan, paras hindhustan, aksen melayu ditambah suaranya yang indah membuat ia bak permata yang berkilau, dengan kilau yang memukau semua orang.
Melodi Cinta bersama Sahara berawal dipesantren ini, pesantren yang penuh anugerah, namun menyiksaku, mempertemukanku dengannya. Dengan balutan jilbab lebar, ku melihatnya di bawah terangnya rembulan sedang bersolawat, menyanjung Sang Baginda Nabi. Sontak, membuat bergetar jantung dan hatiku, ditambah busananya yang syar’i menambah kecantikan dan keanggunannya.
Lalu, ku menyapanya dengan sapaan ramah khas seorang Santri.” Assalamu’alaikum Ukhti, sedang apa malam-malam begini sendirian disini?.” tanyaku kepadanya.” Sedang menunggu malaikat maut menjemputku.” Jawabnya dengan senyum hindhustannya.” Ukhti ada-ada saja.” Ucapku kemudian. Ia pun hanya tersenyum. Senyuman yang menyimpan misteri.
Dengan memberanikan diri, akhirnya ku menanyakan namanya,” Kalau boleh tahu,nama Ukthi siapa?." Lagi-lagi dia hanya membalas dengan senyuman” Namaku adalah nama gurun di Afrika. Lalu dia pergi dengan senyum yang masih tersungging di bibirnya.
Aku semakin penasaran dengan gadis itu, Biarlah, yang penting sekarang aku sudah mengetahui namanya, nama gurun di Afrika, Sahara.
Hari-hariku di pesantren menjadi berwarna, semenjak  kukenal dirinya.Tak seorangpun yang tahu ku sedang dekat dengannya, Rasanya tak percaya aku akan mengenalnya lebih jauh. Hari ini adalah hari selasa, waktuku untuk piket memberi makan hewan ternaknya Abah dan Umi. Memang, kalau abdi ndalem harus mengurusi ternaknya Abah dan Umi.Tanpa sengaja ku mellihatnya sedang menggendong Gus Iqbal putranya Umi. Sahara terlihat sangat menyayanginya dan sangat telaten. Andai, aku dapat memilikinya
 Semenjak  ku mengenalnya, aku lebih rajin mengaji kitab metode sorogan dan bandongan. Tidak lupa juga ilmu agama dan umum, berharap aku akan menjadi seorang kiai  yang hebat, yang dapat mendirikan pesantren, itulah salah satu cita-citaku.
Sahara ternyata menjadi seorang vocalis solawat. Sudah kuduga, dengan melodynya yang indah, ia akan menjadi vocalis yang menghipnotis siapapun yang mendengarnya. Ia juga gemar membaca ayat alquran dengan tilawatil Qur’an yang sangat menawan. Memang gambaran seorang Sahara yang sempurna.
Aku pun mulai mencari cara agar aku dapat mengenalnya lebih jauh lagi, aku akan mendekati teman dekatnya, Nadira dan Alia, hanya itu yang dapat aku lakukan sekarang. Kebetulan aku lumayan mengenal keduanya. Aku akan menanyakan semua tentang Sahara.
Sahara, kau membuat hatiku tak tenang dan selalu bergetar jika mengingatmu, Melodymu membuat otakku berhenti bekerja, lantunan ayat sucimu menentramkan jiwaku.
Esok harinya,aku pun menemui Nadira dan Alia, untuk menanyakan apapun tentang Sahara. Dan mereka menjawabnya dengan sangat lengkap.Termasuk memberitahukan kalau ia adalah putrinya Abah dan Umi. Ia adalah seorang Neng.” Arsyad, Sahara adalah putrinya Abah, memangya kau berani untuk meminangnya?.” kata Nadira dengan tatapan serius. Aku terkejut mendengarnya. Aku merasa tak pantas jika aku menyukai putri  dari seorang Kiai. Ya Allah,kenapa disaat aku mulai mencintai seorang gadis, tetapi malah aku menjadi kecewa seperti ini? aku tak berani jika aku melangkah lebih serius dengan Sahara, karena dia adalah seorang Neng. Tetapi, aku harus berjuang, demi cintaku kepada Sahara. Siapapun dia, apapun statusnya, aku tetap akan memperjuangkan cintaku.
                             ***
Sekarang masalahnya adalah Sahara belum tahu kalau akau menyukainya sejak pandangan pertama. Apakah ia juga mencintaiku? mencintaiku seperti cintaku padanya? Ya Allah aku sedang dilema sekarang.
Aku hanya seorang Arsyad, abdi ndalem yang mengharapkan putri kiai. Aku harus mempunyai tekad untuk mengungkapkan cintaku kepada Sahara.                                                           
Dilangit hitam, rembulan memancarkan sinarnya, sinar purnama yang sempurna, Tetapi tak lama, mendungpun menyerangnya, menutupi cantiknya rembulan, hingga hujan pun turun dengan nada mayornya. Tetapi, aku sudah berjanji dengan diriku, bahwa aku akan menemui Sahara. Untuk menyatakan cintaku padanya. Aku pun keluar kamar menuju rumahnya Sahara, sekaligus rumahnya Abah. Aku bertekad akan langsung mengkhitbahnya didepan Abah dan Umi. Dengan ditemani sahabat karibku, Rizal.”Zal,aku hanya mempunyai cincin peninggalan Ibuku, aku tak punya apa-apa, Tetapi aku mempunyai sawah dikampung, yang bisa aku jual untuk modal bekerja dan menikah dengan Sahara.” kataku dengan nada sedih. Memang,aku ditinggalkan oleh kedua orang tuaku sejak aku berumur delapan tahun, sejak saat itu, aku dirawat oleh bibiku, dan ditempatkan dipesantren ini.” Kau harus yakin dan optimis bahwa khitbahmu akan diterima. Kau harus semangat.” Ucap Rizal dengan nada menghibur.” Terima kasih ya Zal”.
“Assalamu’alaikum.”Ucapku sambil mengetuk pintu. Tak lama kemudian Abah membukakan pintu.” Eh...Arsyad,Rizal, ada perlu apa,kok hujan-hujan kesini Nak?. Mari masuk.” ucap Abah dengan wajah terkejut.” Iya Abah, maaf kalau mengganggu Abah . Ucapku dengan hati berdebar.” tentu saja tidak, Arsyad, Rizal. Malahan Abah seneng dikunjungin kalian berdua. Kok malah ngobrol disini, mari masuk!”  Abah mempersilahkan kami berdua masuk.Kami pun duduk setelah dipersilahkan oleh Abah. Di dalam ternyata ada Umi yang sedang menyuapi Gus Iqbal.” Begini Abah, sebelumnya saya minta maaf, kalau saya dianggap lancang. Berani menyukai putri Abah, saya kesini ingin mengkhitbah Sahara. Saya menyukai Sahara, sejak pertama kali melihat Sahara.” Aku pun mengungkapkan tujuanku dengan jelas. Aku pun sudah pasrah, apapun jawaban Abah itulah yang terbaik.” Arsyad,  Abah sudah tahu, kalau kau menyukai Sahara, Abah tidak melarang, kalau kau menyukainya. Semua terserah Sahara, iya kan Umi. Umi pun mengangguk dengan tersenyum." Lalu Abah pun memanggil Sahara,” Sahara, sini Sayang, ada yang ingin Abah sampaikan.” Sahara pun turun dengan anggunnya, serta jilbabnya yang bergerak, mengikuti gerakan tubuhnya.” Iya Abah, ada apa? kok tiba-tiba memanggil Sahara.” kata Sahara kepada Abah.” Duduk dulu Nak.Begini, Arsyad ingin mengkhitbahmu,katanya ia menyukaimu sejak pertama melihatmu.Bagaimana menurutmu Sayang?apakah kau akan menerimanya.Semua Abah serakahkan padamu.”Sahara pun hanya tersenyum.Itu menandakan ia menerimaku.”Alhamdulillah Sahara tersenyum,dan itu menandakan Sahara menerimamu Nak.”kata Abah kepadaku.”,Abah, sekarang saya belum mempunyai pekerjaan yang tetap,tetapi,saya berjanji akan berusaha untuk masa depan kami berdua,Apakan Abah,Umi,dan Sahara berkenan,jika harus menunggu saya menikahi Sahara empat atau lima tahun lagi,karena saya harus mempunyai masa depan yang cerah.Rencananya saya saya akan menjual sawah dikampung untuk dijadikan modal usaha.Sawahnya cukup luas dan hasill penjualannya cukup dijadikan modal usaha membuat kedai makanan khas india kecil-kecilan dulu.Saya mohon restunya Abah dan Umi.”Kataku dengan canggung.Abah menjawabnya dengan senyuman lagi.”Abah,Saya hanya mempunyai sebuah cincin peninggalan ibu saya untuk acara pengkhitbahan ini.Saya tidak cukup biaya jika acara pelamaran menganut adat hindhustan sesuai adat keluarganya Abah.”kataku sambil menyerahkan kotak berwarna merah.”tak ap-apa Arsyad,Abah sangat senang kau akhirnya mengkhitbah Sahara.Karena sudah lama ingin menjodohkan kalian berdua,mari Sahara,Abah pakaikan cincin dijarimu.”Abah pun memakaikan cincin itu dijarinya Sahara.Aku sangat senang melihatnya.Sahara juga terlihat bahagia.dengan rona merah dipipinya,membuatku semakin tersipu dan mengagumi kecantikannya.Sahara juga tidak keberatan jika harus menungguku lima tahun lagi.
                              ***
Akupun pulang kampung,untuk menjual sawah orang tuaku.Alhamdulillah laku lumayan,dan hasilnya dapat aku buat modal usaha kedai makanan india.
Aku tak membuang-buang waktu,Aku mulai mempersiapakan semuanya.Dari lokasi kedai sampai promosi kedai,alhamdulillah semuanya berjalan lancar.Hari ini aku resmikan kedai india yang kuberi nama SASYA HINDHUSTAN singkatan namaku dengan Sahara.Ya Allah berkahi usahaku ini, harapku dalam hati. Setiap pagi aku yang memasak semua menu makanan di kedai ini, mulai dari Samosa, qeer, paratta,dan jehlebi, itu diantara menu andalan kedai Sasya Hindhustan. Semakin hari, kedai ini menunjukkan perkembangan yang baik. Ya Allah, terima kasih, Engkau mempermudah usahaku ini.  Bisikku dalam hati. Hari demi hari aku lewati, tak terasa sudah hampir tiga tahun, aku mendirikan kedai ini, dan sekarang bukan kedai namanya, melainkan restoran Sasya Hindhustan. Berkat kerja keras dan doaku, akhirnya dapat membesarkan kedai Sasya. Dua tahun lagi aku akan siap untuk menikahi Sahara. Dua tahun itu aku pergunakan untuk membuka restoran di luar pulau jawa pikirku." Sahara, kau mau kemana sayang, bawa koper sebesar itu?.”Tanya Umi dengan kebingungan.” Sahara ingin pergi jauh Umi,Sahara ingin jihad.”Jawab Sahara dengan muka memerah.”Maksud kau jihad apa,Sahara?.” Tanya Umi.” Sudahlah Umi, Sahara ingin pergi.” Lalu Sahara pergi keluar rumah, walau tanpa seizin Umi. Umi menangis dengan kepergian Sahara. Umi tahu kalau Sahara ingin berjihad. Umi faham yang dimaksud jihad oleh Sahara, itu jihad seperti apa, Umi sangat faham itu semua, karena beberapa tahun yang lalu sebelum kejadian ini, Umi sempat mendengar percakapan Sahara dengan temannya di telfon. Yang membicarakan tentang jihad membela agama Allah, Umi tahu bahwa yang dimaksud jihad adalah menjadi teroris di Afghanistan. Sahara, begitu mudahnya kau terhasud Nak, dengan keluguanmu, kau tidak berpikir panjang tentang itu semua. Dengan kecerdasanmu, kau mudah tertipu dengan rayuan mereka. Ketahuilah Sahara, jalanmu ini salah. Jauh, sebelum Sahara mengenal Arsyad, ternyata dibalik jilbab lebarnya, Sahara menyimpan sebuah rahasia. Rahasia bahwa di lubuk hatinya tersimpan ambisi untuk menjadi penjihad. Ia sering menyendiri, menghindari dunia ini. Umi tak bisa mencegahnya, karena kuatnya ambisi Sahara.
Lima tahun pun berlalu, Arsyad pun kembali dari perantauannya. Arsyad datang menemui Sahara, menemui kekasih hatinya.” Assalamu’alaikum, Abah,Umi.” Salam Arsyad sambil mengetuk pintu.” Wa’alaikum salam, sebentar.” Terdengar langkah Umi membukakan pintu. Umi terlihat sembab dan pucat. Umi,kenapa?sakit?.” Oh, tidak, Umi tidak apa-apa."
Jawab Umi dengan menangis.” Umi kenapa menangis? cerita sama Arsyad Umi.” Umi pun mempersilahkan aku untuk masuk.” begini Arsyad, sebelumnya Umi ingin meminta maaf dengan Nak Arsyad, Umi tidak menyangka Sahara berbuat seperti ini, Umi merasa gagal mendidik Sahara. Sahara pergi, Sahara sekarang menjadi penjihad,menjadi teroris.” cerita Umi dengan diiringi tangisan Umi. Aku pun terkejut mendengarnya. Hatiku hancur mendengar berita ini, aku tak menyangka Sahara seperti itu. Dibalik keluguan dan keanggunannya, dia menyimpan rahasia besar tentang ambisinya.” Apa Umi! Sahara bergabung menjadi teroris dengan embel-embel penjihad? kenapa bisa seperti itu?." Tanyaku pada Umi.” Umi tidak tahu Arsyad, Umi terlalu bodoh, sehingga tak peka kalau ia sedang merencanakan sesuatu. Maafkan Umi Arsyad. Maafkan.” Tidak Umi, ini bukan salah Umi, Arsyad akan berusaha menerima ini semua.” Kataku untuk menghibur Umi. Akupun berusaha untuk menahan air mataku” tetapi, masalahnya sekarang Abah belum mengetahui ini semua. Karena pada saat kejadian itu, Abah sedang diluar kota.Dan sebentar lagi, kalian akan menikah. Umi sangat menyayangi Sahara, Arsyad.” Ucap Umi dengan air mata yang semakin deras.
"Assalamu’alaikum.Eh, Nak Arsyad, sudah kembali kau Nak? bagaimana kabarmu Sayang? tetapi, ngomong-ngomong kok pada nangis. Ada apa ini Umi?” Tiba-tiba Abah datang dari luar kota.” Ini Bah, itu...ini...” kata Umi dengan gugup.” Itu, ini,apa sih? yang jelas Umi! ada apa?” Tanya Abah.” Sahara pergi Bah, Sahara pergi, karena ingin menjadi penjihad, menjadi teroris.” Jelasku sambil air mata mengalir.” Apa? putriku menjadi teroris?." Seketika Abah pingsan mendengar berita ini.” Abah, bangun Bah, Ya Allah, Abah kenapa ini.” Kata Umi dengan panik. Kami segera membawa Abah ke rumah sakit. Dan innalillahi wa inna ilaihi raji’un, Abah meninggal setelah satu jam di rawat di ICU. Hati kami hancur, kami kehilangan Sahara, sekaligus kehilangan Abah.
Abah pun dibawa pulang, dengan suara sirine yang menyayat hati. Di depan rumah Abah sudah berdiri ribuan santri-santriwati.Terdengar suara isakan tangis para santri. Ya Allah, sungguh suasana yang memilukan. Kami pun turun dengan membawa jenazah Abah di iringi para santri. Setelah di salatkan, jenazah Abah pun di makamkan. Melihat suasana seperti ini, dan meraskan kesedihan yang amat dalam. Umi berkali-kali pingsan. Ya Allah kami ikhlas dengan ujian ini, ini adalah yang terbaik.
                              ***                                                                                                                          
Sahara, entah kau sekarang masih didunia, atau sudah mengorbankan nyawamu dengan jalan yang salah. Andai kau masih hidup, kembalilah Sahara, kekasihmu menunggumu. Aku tetap mencintaimu, walau kau mengkhianati cinta kita. Dengan meninggalkan semuanya, meninggalkan keluargamu dan meninggalkanku, kau pergi, demi suatu hal yang sangat dibenci Allah. Sahara, aku sudah berjanji dengan diriku bahwa akan mendirikan pesantren, yang akan kita bina bersama. Tetapi kau menghancurkan semuanya. Namun, aku tetap mendirikan pesantren, sesuai janjiku itu. Aku sekarang sudah mempunyai cukup uang untuk mendirikannya. Aku bekerja keras di seberang sana demi masa depan kita,Tetapi kau pergi dengan ambisimu,tanpa sedikitpun memikirkan cnta kita. Pesantren yang kuberi nama Arsyahara, yaitu gabungan namaku dengan namamu. Jika di india, Tajmahal bukti kisah cinta seorang raja dengan permaisurinya. Tajmahal berbentuk pesantren ini bukti cinta dan kesetiaanku padamu. Aku selalu merindukanmu. Merindukan cinta yang terpancar dari matamu.Melodymu akan selalu terngiang ditelingaku. Semoga Allah mengampunimu Sahara, dengan ampunan yang agung.               
                    SELESAI

Komentar

  1. Wah bagus nil apike pol tapi Nil Tanda bacamu kurang rapi nil semngat!!!😘 (hasna)

    BalasHapus
  2. makasih...tapi ini masih butuh perbaikan.

    BalasHapus

Posting Komentar